SIBERMEDIA.NET, PALEMBANG – Dalam upaya memberdayakan perempuan dan melestarikan kekayaan budaya lokal, Usaha Mikro, Kecil, dan Menegah (UMKM) Kain Jumputan Afif Pelangi milik Baina hadir sebagai wujud nyata kolaborasi yang bermakna antara perusahaan dan komunitas.
Sebagai mitra binaan Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) sekaligus peserta UMK Academy Pertamina 2025, Afif Pelangi tidak hanya berhasil menjaga warisan budaya Indonesia tetapi juga membuka peluang bagi perempuan untuk mengoptimalkan potensi dan kemampuan mereka dalam berkarya.
Melalui pendekatan yang inklusif, Afif Pelangi telah memberdayakan 9 ibu rumah tangga di sekitar wilayah usaha dengan sistem upah yang adil dan transparan.
Para Ibu memperoleh penghasilan Rp15.000 per kain untuk proses menjumput dan melepas ikatan, serta Rp5.000 per kain untuk menggambar pola.
Dengan dedikasi dan keterampilan yang terus berkembang, rata-rata pendapatan bulanan para ibu ini mencapai Rp375.000 hingga Rp1.125.000, memberikan kontribusi signifikan bagi ekonomi keluarga mereka.
Kehadiran Pertamina telah memberikan dampak transformatif bagi perkembangan usaha ini.
Melalui berbagai program pelatihan dan pameran yang berkelanjutan, kapasitas produksi dan kualitas produk Afif Pelangi mengalami peningkatan.
Saat ini, omzet usaha telah mencapai Rp40.000.000 per bulan, yang secara langsung berdampak pada peningkatan kesejahteraan para perempuan yang terlibat dalam rantai produksi.
Keunikan Afif Pelangi terletak pada penerapan teknik jumputan tradisional yang memerlukan kesabaran, ketelitian, dan keahlian khusus.
Setiap produk kain jumputan dibuat dengan penuh perhatian terhadap detail, menawarkan berbagai desain yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan selera konsumen modern.
Fleksibilitas dalam desain ini menjadikan produk mereka tidak hanya autentik secara budaya tetapi juga relevan dengan tren pasar saat ini.
Komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan menjadi nilai tambah yang membedakan usaha ini dari yang lain.
Proses pewarnaan kain jumputan menggunakan limbah getah gambir hingga 630 liter per bulan, yang diperoleh dari petani gambir di Kabupaten Musi Banyuasin, sentra pohon gambir di Sumatera Selatan.
Selain ramah lingkungan, pemanfaatan pewarna alami ini menghasilkan kain jumputan dengan kualitas premium dan nilai jual yang kompetitif di pasar.
“Tantangan terbesar yang kami hadapi adalah mempertahankan keaslian teknik jumputan tradisional di tengah arus modernisasi yang begitu deras,” ungkap Baina, yang telah puluhan tahun berkecimpung dalam dunia jumputan.
“Generasi muda sekarang lebih tertarik dengan teknologi digital, padahal seni jumputan ini memiliki filosofi dan keindahan yang tidak bisa digantikan mesin. Untungnya, melalui berbagai pameran dan expo yang kami ikuti, respons pasar sangat positif dan kami optimis bisa terus mempertahankan warisan nenek moyang seiring berjalannya zaman.”
Sari, salah satu ibu rumah tangga yang diberdayakan melalui program ini, mengungkapkan rasa syukurnya.
“Alhamdulillah, sekarang saya ada tambahan uang untuk belanja sehari-hari. Waktu luang saya jadi terisi dengan kegiatan yang bermanfaat, dan saya juga bisa ketemu sama ibu-ibu yang lain. Sebelumnya di rumah terus, sekarang jadi punya teman dan bisa belajar hal baru.”
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Rusminto Wahyudi, menegaskan komitmen Pertamina dalam mendukung pemberdayaan masyarakat.
“Pertamina berkomitmen untuk terus mendampingi dan mengembangkan UMKM seperti Kain Jumputan Afif Pelangi karena kami yakin pemberdayaan ekonomi masyarakat, terutama perempuan, merupakan kunci keberlanjutan pembangunan daerah. Selain pelatihan dan akses pasar, kami juga memberikan pendampingan jangka panjang untuk memastikan usaha ini dapat berkembang secara mandiri dan berkelanjutan.”
Keberhasilan Afif Pelangi sejalan dengan komitmen Pertamina dalam mendukung pencapaian _Sustainable Development Goals_ (SDGs), khususnya Tujuan 5 (Kesetaraan Gender), Tujuan 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), serta Tujuan 11 (Kota dan Komunitas Berkelanjutan).
Melalui program pemberdayaan ini, Pertamina juga memperkuat implementasi prinsip _Environmental, Social, and Governance_ (ESG) dengan mengintegrasikan aspek keberlanjutan lingkungan, tanggung jawab sosial, dan tata kelola yang baik dalam setiap kemitraan dengan masyarakat lokal.