SIBERMEDIA. NET, Jakarta Transsumatera – Komitmen PTPN IV PalmCo sebagai subholding Holding Perkebunan Nusantara dalam membangun budaya kerja yang inklusif terus diwujudkan secara nyata. Di tengah transformasi perusahaan menuju industri perkebunan yang modern dan berkelanjutan, PalmCo membuka peluang yang lebih luas bagi penyandang disabilitas untuk berkarya dan berkembang.
Semangat tersebut tercermin dari hadirnya dua talenta muda disabilitas, Fadhila Sudian dan Taat Setya Wahyudi, yang resmi bergabung melalui program Rekrutmen Bersama BUMN Disabilitas 2024.
Keduanya menjadi simbol bahwa keterbatasan fisik bukan penghalang untuk berkontribusi secara profesional di sektor perkebunan nasional.
Fadhila Sudian mulai bergabung pada September 2024 dan dipercaya mengemban tugas sebagai Officer Data Support di Divisi Hukum. Tanggung jawabnya meliputi pengelolaan administrasi serta pengarsipan dokumen yang membutuhkan ketelitian dan konsistensi tinggi. Meski berada di lingkungan kerja dengan ritme cepat, Fadhila mampu beradaptasi dengan baik sejak hari pertama.
Ia mengungkapkan bahwa suasana kerja yang terbuka dan dukungan rekan kerja menjadi faktor utama kelancaran adaptasinya.
Tantangan awal berupa sistem kerja yang baru dihadapi dengan sikap proaktif, seperti aktif bertanya dan mencatat setiap proses kerja.
Fasilitas yang ramah disabilitas serta pendampingan langsung dari atasan turut membangun rasa percaya dirinya untuk terus berkembang dan menatap karier jangka panjang di PalmCo.
Sementara itu, Taat Setya Wahyudi menjalankan peran di Sub Divisi Pengembangan Tanaman Pangan, Divisi PSR dan Plasma.
Ia bertanggung jawab pada administrasi perpajakan serta memastikan proses operasional berjalan sesuai regulasi.
Bergabung pada periode yang sama dengan Fadhila, Taat juga merasakan sambutan positif dan lingkungan kerja yang suportif.
Menurut Taat, tantangan terbesar adalah menjaga kecepatan dan ketepatan kerja di tengah dinamika operasional perusahaan.
Dengan disiplin, komunikasi yang baik, serta kemauan belajar, ia mampu menyesuaikan diri hingga akhirnya dipercaya terlibat dalam proses refinancing PTPN IV tahun 2025, sebuah pengalaman penting dalam perjalanan kariernya.
Bagi Taat, inklusivitas tidak hanya diwujudkan melalui fasilitas fisik, tetapi juga melalui sikap saling menghargai, pendampingan atasan, dan kejelasan arahan kerja. Ia menggambarkan PalmCo sebagai lingkungan kerja yang “ramah”, tempat keberagaman diterima sebagai nilai bersama.
Kisah Fadhila dan Taat menjadi bukti bahwa industri perkebunan kini semakin terbuka terhadap keberagaman. PalmCo tidak hanya memberikan kesempatan bagi tenaga kerja disabilitas untuk bergabung, tetapi juga memastikan adanya sistem pendukung agar mereka dapat tumbuh dan berkontribusi secara optimal.
Keduanya berharap perusahaan terus memperkuat pelatihan, pendampingan, serta penyediaan fasilitas yang inklusif. Menurut mereka, keberagaman adalah kekuatan penting dalam menghadapi tantangan masa depan industri.
Melalui pengalaman mereka, tersirat pesan kuat bahwa dengan kepercayaan dan kesempatan yang setara, penyandang disabilitas mampu mengambil peran strategis dalam membentuk industri perkebunan yang lebih inklusif, manusiawi, dan berdaya saing.






