SIBERMEDIA. NET, LAMPUNG SELATAN – Di tengah sengitnya persaingan industri fesyen yang didominasi oleh merek-merek raksasa dan gempuran fast fashion, para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kerap kali dihadapkan pada tantangan besar: bagaimana cara membaca tren pasar secara cepat dan efisien agar tidak salah dalam pengadaan stok barang.
Kesalahan dalam memilih produk yang akan dijual seringkali berujung pada tumpukan barang yang tidak laku (dead stock) dan kerugian finansial.
Menjawab tantangan tersebut, tim dosen dari Universitas Teknokrat Indonesia, salah satu perguruan tinggi swasta terkemuka di Lampung, turun tangan memberikan solusi konkret.
Melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun anggaran 2025, mereka melahirkan sebuah inovasi bernama FashionFleet.
Platform berbasis website ini bukan sekadar aplikasi manajemen toko biasa. FashionFleet dibekali dengan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence – AI) yang dirancang khusus untuk menjadi “asisten cerdas” bagi para pelaku UMKM fesyen.
Implementasi perdana platform canggih ini telah sukses dilakukan pada 10-12 September 2025 di Toko Baju Starly, sebuah UMKM yang berlokasi di Desa Jati Baru, Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan.
Tim pelaksana program PkM ini terdiri dari kolaborasi tiga dosen dengan kepakaran yang saling melengkapi.
Diketuai oleh Yusra Fernando seorang pakar di bidang Teknologi Web, tim ini diperkuat oleh Dedi Darwis yang memiliki keahlian di bidang Sistem Cerdas (AI), dan Febrian Eko Saputra yang mendalami bidang Pemasaran Digital.
Proyek ini juga melibatkan partisipasi aktif dua mahasiswa berbakat dari Program Studi S1 Teknologi Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Teknokrat Indonesia, sebagai wujud nyata dari program mahasiswa berdampak.
Mengurai Benang Kusut Masalah UMKM Fesyen
Dian Aprianti, pemilik Toko Baju Starly, telah merasakan betul pahit manisnya menjalankan bisnis pakaian selama bertahun-tahun. Dengan dibantu delapan orang karyawan, ia harus memutar otak setiap kali akan melakukan pengadaan barang.
“Tantangan terbesar kami adalah menebak-nebak. Kira-kira model baju seperti apa yang akan laku keras bulan depan? Warna apa yang sedang digandrungi anak muda? Kadang tebakan kami benar, omzet langsung naik. Tapi tidak jarang juga kami salah total. Baju yang kami stok dalam jumlah banyak ternyata sepi peminat. Akhirnya hanya menumpuk di gudang, modal pun tertahan di sana,” ungkap Dian saat ditemui di tokonya.
Masalah yang dihadapi Dian adalah cerminan dari problem klasik yang dialami ribuan UMKM fesyen di seluruh Indonesia. Mereka tidak memiliki akses ke data pasar yang komprehensif seperti yang dimiliki oleh perusahaan besar. Keputusan bisnis seringkali didasarkan pada intuisi dan pengamatan terbatas, yang memiliki risiko kegagalan tinggi.
Selain itu, manajemen inventaris dan penjualan yang masih sering dilakukan secara manual atau dengan aplikasi sederhana, membuat proses bisnis menjadi kurang efisien. Mulai dari mencatat stok barang masuk, memantau penjualan harian, hingga menganalisis produk mana yang paling laris, semua memakan waktu dan tenaga.
UMKM Toko Baju Starly Menerima Platform FashionFleet Berbasis AI dari Tim Universitas Teknokrat Indonesia
“Inilah titik berangkat kami,” ujar Yusra Fernando, ketua tim PkM. “Kami melihat ada sebuah celah yang bisa diisi oleh teknologi. Bagaimana jika UMKM seperti Toko Baju Starly bisa mendapatkan ‘bisikan’ cerdas tentang tren pasar? Bagaimana jika mereka bisa mengelola seluruh operasional toko mereka dalam satu platform yang terintegrasi dan mudah diakses? Dari sanalah ide FashionFleet lahir.”
FashionFleet: Solusi Cerdas Berbasis AI
FashionFleet dirancang sebagai sebuah ekosistem digital yang komprehensif. Dedi Darwis, sang pakar sistem cerdas, menjelaskan mekanisme kerja fitur unggulan platform ini.
“Inti dari FashionFleet adalah mesin AI yang kami kembangkan. Mesin ini kami latih untuk terus-menerus menganalisis data dari berbagai sumber digital di Indonesia, seperti platform e-commerce terkemuka, media sosial, dan portal berita fesyen. AI akan mengidentifikasi pola, kata kunci, dan gambar yang sedang viral, lalu menerjemahkannya menjadi rekomendasi produk yang konkret,” jelas Dedi.
Misalnya, jika AI mendeteksi bahwa pencarian untuk “blouse crinkle warna sage green” atau “kemeja oversize motif scandinavian” sedang meroket, maka platform akan secara otomatis memberikan notifikasi kepada pemilik toko. Rekomendasi ini tidak hanya berhenti pada nama produk.
“Fitur AI kami selangkah lebih maju. Setelah merekomendasikan sebuah produk, misalnya ‘celana kulot high-waist bahan linen’, AI akan langsung menyajikan daftar supplier terverifikasi yang menjual produk tersebut. Rekomendasi supplier ini didasarkan pada beberapa metrik, seperti harga terbaik, reputasi penjual, kecepatan pengiriman, dan ulasan dari pembeli lain. Ini memangkas waktu riset yang biasanya dilakukan manual oleh pemilik UMKM,” tambah Dedi.
Dari sisi teknologi web, Yusra Fernando memastikan bahwa platform ini sangat ramah pengguna. “Kami sengaja mengembangkannya berbasis website agar bisa diakses dari perangkat apa pun, baik laptop, tablet, maupun smartphone, tanpa perlu instalasi. Selama ada koneksi internet, Ibu Dian dan karyawannya bisa mengelola toko mereka dari mana saja dan kapan saja,” terang Yusra.
Lebih dari sekadar pemberi rekomendasi, FashionFleet juga berfungsi sebagai sistem manajemen toko yang lengkap. Fitur-fitur di dalamnya mencakup:
•Manajemen Inventaris: Mencatat stok barang masuk dan keluar secara real-time.
•Point of Sale (POS): Sistem kasir digital untuk mencatat setiap transaksi penjualan.
•Manajemen Pelanggan: Menyimpan data pelanggan untuk program loyalitas di masa depan.
•Laporan Penjualan: Menghasilkan laporan harian, mingguan, dan bulanan secara otomatis untuk analisis bisnis.
Salah satu tampilan dari Halaman Web FashionFleet
Dampak Nyata di Toko Baju Starly
Sejak diimplementasikan pada awal September, perubahan signifikan mulai dirasakan oleh Dian Aprianti dan timnya. Proses pelatihan yang diberikan oleh tim dosen Teknokrat memastikan seluruh karyawan dapat mengoperasikan platform dengan lancar.
“Ini benar-benar mengubah cara kami bekerja,” kata Dian dengan antusias. “Dulu, saya bisa menghabiskan waktu berhari-hari hanya untuk mencari-cari model baju baru dan membandingkan harga dari puluhan supplier. Sekarang, saya tinggal buka FashionFleet, dan dalam hitungan menit saya sudah dapat daftar produk potensial beserta rekomendasi pemasoknya.”
Hasilnya pun langsung terlihat pada penjualan. Produk-produk yang dibeli berdasarkan rekomendasi AI FashionFleet terbukti lebih cepat laku. Tingkat dead stock yang sebelumnya menjadi momok, kini berhasil ditekan secara drastis.
“Efisiensinya luar biasa. Karyawan saya di bagian kasir juga lebih cepat melayani pembeli karena sistem POS-nya simpel. Saya sebagai pemilik bisa memantau penjualan harian langsung dari ponsel, bahkan saat saya tidak di toko. Data penjualannya pun akurat, jadi lebih mudah bagi saya untuk membuat keputusan bisnis ke depan,” tambahnya.
Febrian Eko Saputra, pakar pemasaran digital dalam tim, menyoroti keuntungan lain. “Dengan data tren yang akurat dari FashionFleet, strategi pemasaran digital Toko Baju Starly menjadi jauh lebih tajam. Mereka sekarang tahu produk apa yang harus di-highlight di media sosial mereka, kata kunci apa yang harus digunakan dalam promosi, sehingga iklan mereka lebih tepat sasaran dan efektif.”
Apresiasi dan Visi ke Depan
Inovasi yang dibawa oleh tim dosen Universitas Teknokrat Indonesia ini mendapatkan apresiasi tinggi dari berbagai pihak. Rektor Universitas Teknokrat Indonesia, Dr. HM. Nasrullah Yusuf, S.E., M.B.A., menyatakan kebanggaannya terhadap kontribusi nyata yang diberikan oleh para akademisinya.
“Ini adalah contoh sempurna dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, di mana penelitian dan inovasi yang dikembangkan di dalam kampus tidak berhenti menjadi menara gading, melainkan turun langsung ke masyarakat dan memberikan solusi atas permasalahan nyata. Program seperti FashionFleet ini menegaskan komitmen Universitas Teknokrat Indonesia sebagai Kampusnya Sang Juara yang tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga dalam memberikan dampak positif bagi kemajuan ekonomi daerah, khususnya bagi para pelaku UMKM,” ujar Rektor.
Beliau menambahkan bahwa universitas akan terus mendorong dan mendukung kegiatan pengabdian masyarakat yang inovatif dan berbasis teknologi, sejalan dengan visi untuk menjadi universitas yang unggul dan berdaya saing global.
Ke depan, tim pelaksana berencana untuk terus menyempurnakan FashionFleet. “Kami ingin menambahkan fitur analisis sentimen dari ulasan pelanggan dan juga modul prediksi penjualan yang lebih canggih. Harapan besar kami, platform ini tidak hanya berhenti di Toko Baju Starly, tetapi bisa diadopsi oleh lebih banyak UMKM fesyen di Lampung, bahkan di seluruh Indonesia, untuk membantu mereka naik kelas dan bersaing di era digital,” pungkas Yusra Fernando.
Kisah sukses implementasi FashionFleet di sebuah desa di Lampung Selatan ini menjadi bukti bahwa kolaborasi strategis antara dunia akademik, pelaku usaha, dan dukungan pemerintah mampu melahirkan inovasi yang tidak hanya canggih, tetapi juga tepat guna, memberdayakan ekonomi lokal dari akar rumput.






