SIBERMEDIA. NET, BANDAR LAMPUNG – Tim Staf Khusus Wakil Presiden, Achmad Adhitya, mengajak mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia akrab dan menguasai artificial intelligence (AI). Ia mengatakan, teknologi akal imitasi (AI) ke depan pasti berkembang dan masuk ke dalam sektor publik.
Karena itu, Adhitya mengajak mahasiswa untuk mengenal dan menguasai teknologi kecerdasan buatan ini. Khususnya dalam kebutuhan publik ke depan. Adhitya menilai, Teknokrat mampu menjadikan mahasiswanya menguasai AI karena fokus kampus ini memang ke arah penguasaan teknologi.
Demikian intisari paparan alumnus SMAN 2 Bandar Lampung itu kemarin saat menjadi narasumber dalam seminar program pengenalan kehidupan kampus mahasiswa baru (PKKMB) Universitas Teknokrat Indonesia di Gelanggang Mahasiswa Dr HM Nasrullah Yusuf.
Lulusan Universitas Leiden, Belanda, itu mengatakan, dalam sektor kesehatan, ke depan, AI juga akan dipergunakan untuk membantu konsultasi kesehatan. Ia mencontohkan salah satu rumah sakit di China yang ia kunjungi baru-baru ini.
Kata Adhitya, pasien di rumah sakit itu tidak lagi berhubungan dengan dokter, tetapi dibantu hologram yang mendengar, memberikan saran, serta memberikan obat kepada pasien. Dengan hanya mendengar keluhan pasien secara detail, hologram teknologi AI itu mampu merumuskan penyakit yang diderita serta memberikan resep obat yang mesti diminum.
Adhitya bilang, tahun ini pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menargetkan membangun 20 rumah sakit dengan standar pelayanan menggunakan AI.
Hal lain yang juga menarik adalah kampus UI sudah mengembangkan AI untuk membantu tunanetra dengan alat bantu yang menginformasikan detail jalan yang akan dilalui. Dengan AI, tunanetra bisa mengetahui hal apa saja yang ada di depan dan sekitarnya sehingga bisa nyaman dan aman kala berjalan.
Untuk konteks Indonesia, Adhitya juga mengemukakan tiga program pemerintah dalam hal peningkatan kualitas pendidikan.
Ia mengatakan, pemerintah mempunyai tiga skema untuk ini, yakni Sekolah Garuda, Sekolah Rakyat, dan Interactive Flat Panel.
Sekolah Garuda khusus untuk anak-anak yang ke depan memang ditargetkan kuliah di kampus-kampus terbaik di luar negeri.
Sekolah Rakyat adalah pendidikan dengan sistem asrama yang siswanya yang dari masyarakat prasejahtera bisa mendapatkan akses pendidikan terbaik demi pemerataan pendidikan.
Sedangkan interactive plat panel adalah teknologi yang memungkinkan mahasiswa di kampus A bisa mengikuti perkuliahan di kampus B dan melihat dari papan panel poin apa saja yang sedang dibahas.
Ketiga hal ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan begitu juga, pengenalan terhadap AI bisa secara dini dilakukan.






