https://sibermedia.net/wp-content/uploads/2025/05/WhatsApp-Image-2025-05-24-at-13.49.51.jpeg

Setelah Puluhan Tahun Merugi, PTPN IV PalmCo Catat Laba Positif dari Komoditas Karet dan Teh

SIBERMEDIA.NET, Jakarta — PT Perkebunan Nusantara IV (PalmCo), anak usaha dari Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), berhasil mencetak tonggak bersejarah. Untuk pertama kalinya sejak 1996, dua komoditas non-inti PalmCo, yakni karet dan teh, berhasil mencatatkan laba bersih.12 Agustus 2025

Direktur Utama PTPN IV, Jatmiko Santosa, mengungkapkan bahwa capaian tersebut merupakan hasil dari strategi perbaikan menyeluruh yang dilakukan sejak pertengahan 2024. “Alhamdulillah, setelah lebih dari satu dekade mengalami kerugian, kini komoditas karet mampu menghasilkan laba unaudit sebesar Rp14 miliar,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (11/8).

https://sibermedia.net/wp-content/uploads/2025/08/IMG-20250814-WA0031.jpg

Ia menjelaskan bahwa produk karet PalmCo yang diolah menjadi Standard Indonesian Rubber dan Ribbed Smoke Sheet telah memberikan kontribusi signifikan dalam menekan kerugian. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kinerja komoditas karet telah menunjukkan peningkatan hingga Rp310 miliar.

Sementara itu, komoditas teh di Sumatera Utara juga berhasil mencetak laba untuk pertama kalinya dalam hampir tiga dekade. “Ini adalah momentum penting, mengingat sejak 1996 teh kita belum pernah untung,” tambah Jatmiko.

Capaian ini menjadi semakin signifikan mengingat tantangan yang dihadapi industri teh nasional dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data Asosiasi Teh Indonesia (ATI), penurunan produksi dan luas lahan serta tekanan dari impor menyebabkan industri teh dalam negeri terus merosot. Indonesia bahkan turun dari posisi tiga besar produsen teh dunia ke peringkat tujuh.

Menanggapi kondisi tersebut, PalmCo menerapkan sejumlah langkah strategis untuk membalikkan keadaan. Di antaranya adalah penerapan smart production strategy, rasionalisasi tenaga kerja, peningkatan mutu produk sesuai kebutuhan pasar, program efisiensi biaya, dan upaya peningkatan nilai tambah melalui kepatuhan terhadap Peraturan Deforestasi Uni Eropa (EU Deforestation Regulation).

“Pengendalian biaya produksi tanpa mengorbankan kualitas dan produktivitas terbukti menjadi kunci sukses kami. Ke depan, tantangannya adalah menjaga capaian ini tetap berkelanjutan,” ungkap Jatmiko.

Hingga pertengahan triwulan II 2025, performa konsolidasi karet dan teh di PalmCo tetap berada pada tren positif, dengan cash cost yang terkendali dan pencapaian operasional sesuai target.

Jatmiko menegaskan bahwa konsistensi seluruh unit kebun dan pabrik sangat krusial dalam menjaga keberlanjutan ini. “Jika disparitas antar unit bisa ditekan, bukan tidak mungkin karet dan teh akan menjadi motor pertumbuhan baru bagi PalmCo,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *